Kamis, 19 Januari 2017

Hakikat kata



Hakikat kata
Menurut Chaer (2008:63)  kata merupakan bentuk yang  kedalam mempunyai susunan fonologi yang stabil dan tidak berubah dan keluar mempunyai mobilitas dalam kalimat.
Kridalaksana (2008) mendefinisikan “kata” sebagai (1) morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas, (2) kata merupakan satuan bahasa yang berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal (mis. batu , rumah, datang dan sebagainya) atau gabungan morfem (mis. pejuang, menngikuti, pancasila dan sebagainya), (3) satuan terkecil dalam sintaksis yang berasal dari leksem yang telah mengalami proses morfologis.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebutkan bahwa “kata” adalah (1) elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan realisasi kesatuan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa, (2) konversasi atau bahasa, (3) morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas, (4) unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (mis. kata) atau beberapa morfem gabungan (mis. perkataan).
Ø  Klasifikasi kata
Klasifikasi kata adalah penggolongan kata atau penjenisan kata
a.       Kelas kata terbuka
Kelas kata terbuka adalah kelas yang keanggotaanya dapat bertambah atau berkurang sewaktu-waktu berkenaan dengan perkembangan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat penutur suatu bahasa. Kelas kata terbuka selalu menjadi dasar dalam proses morfologis. Yang termasuk dalam kelas kata terbuka adalah  nomina, verba dan ajektifa.
b.      Nomina
Kata-kata kelas nomina tidak dapat didampingi oleh adverbia frekuensi, adverbia derajat, adverbia kala, dan adverbia keselesaian, namun dapat didampingi adverbia kuantitas, adverbia negasi (bukan, tanpa), dan adverbia keharusan (boleh, harus) serta adverbia kepastian tetapi dengan persyaratan  sebagai kalimat jawaban.

c.       Verba
Kata- kata kelas verba dapat didampingi oleh adverbia negasi (tidak, tanpa), adverbia frekuensi (sering, jarang), adverbia jumlah (banyak, sedikit, kurang, dan cukup), adverbia kala, adverbia keselesaian, adverbia keharusan dan adverbia kepastian. Dapat didampingi adverbia negasi (bukan) tetapi dengan persyaratan yaitu digunakan dalam konstruksi berkontras.  Misalnya: dia bukan menyanyi, melainkan berteriak-teriak.
d.      Ajektifa
Kata-kata berkelas ajektifa dapat didampingi oleh semua adverbia derajat, semua adverbia keselesaian dan semua adverbia kepastian, tetapi tidak dapat di dampingi oleh adverbia keharusan adverbia frekuensi dan adverbia jumlah. Dapat didampingi oleh negasi (bukan) tetapi dengan persyaratan yaitu dalam konstruksi berkontras. Misalnya: warnanya bukan merah melainkan oranye.
Ø  Kelas Kata Tertutup
Kelas kata tertutup adalah kelas kata jumlah keanggotaanya terbatas dan tidak tampak kemungkinan untuk bertambah atau berkurang. Yang termasuk kelas kata tetutup adalah kelas adverbia, kelas preposisi, kelas konjungsi, kelas artikula, dan kelas interjeksi.
a.       Adverbia
Adverbia lazim disebut kata keterangan atau kata keterangan tambahan. Fungsinya adalah menerangkan kata kerja, kata sifat, dan jenis kata lainnya. Adverbia disebut juga kata-kata yang bertugas mendampingi nomina, verba, dan ajektifa. Adverbia pada umumnya berupa bentuk dasar.
b.      Pronomina
Pronomina lazim disebut kata ganti karena tugasnya memang menggantikan nomina yang ada. Secara umum dibedakan menjadi empat macam pronomina yaitu Pronomina persona (kata ganti diri), Pronomina demostrativa ( kata ganti penunjuk), Pronomina interogatifa (kata ganti tanya), Pronomina tak tentu.
c.       Numeralia
-          Kata bilangan atau numeralia adalaha kata-kata yang menyatakan bilangan, jumlah, nomor, urutan dan himpunan. Menurut bentuk dan fungsinya dikenal adanya kata bilangan utama (satu, dua, lima), bilangan genap (dua, empat dua belas), bilangan ganjil (tiga, lima, tujuh), bilangan bulat, bilangan pecahan, bilanan tingkat (pertama, kedua) dan kata bantu bilangan.
-          Kata bantu bilangan Kata bantu bilangan disebut juga kata penjodoh bilangan, atau kata penggolong bilangan atau kata-kata yang digunakan sebagai tanda pengenal nomina tertentu dan ditempatkan di antara kata bilangan dengan nominanya.contoh : ekor, buah, batang, helai, butir, biji, pucuk, bilah, mata, tangkai, kuntum, tandan, carik, kaki, pasang, dan rumpun.
d.      Preposisi
Preposisi atau kata depan adalah kata-kata yang digunakan untuk merangkaikan nomina dengan verba di dalam suatu klausa. Contoh : di , pada, dalam, atas, antara, dari, ke, kepada, terhadap, oleh, berkat, dengan, daripada, tentang, mengenai, hingga, sehingga, sampai, untuk, buat, guna, bagi.
e.       Konjungsi
Konjungsi atau kata pengubung adalah kata-kata yang menghubungkan satuan-satuan sintaksis, baik antara kata dengan kata, antara frase dengan frase, antara klausa dengan klausa atau antara kalimat dengan kalimat.
f.       Artikula
Artikula atau kata sandang adalah kata-kata yang berfungsi sebagai penentu atau mendefinisikan sesuatu nomina, ajektifa, atau kelas lain. Artikula dalam bahasa Indonesia adalah si, sang.
g.      Interjeksi
Interjeksi adalah kata-kata yang mengungkapkan perasaan batin misalnya karena kaget, marah, terharu, kangen, kagum, sedih, dan sebagainya. Interjeksi terbagi menjadi dua yaitu interjeksi yang berupa kata singkat (wah, cih, hai, oi, oh, nah, hah) dan interjeksi yang terdiri dari kata-kata biasa ( aduh, celaka, gila, kasihan, bangsat, astaga. Alhamdulillah, Masyaallah dsb).
h.      Partikel
Partikel dalam bahasa Indonesia antara lain adalah kah, lah, tah, dan pun. Partikel ini berfungsi sebagai penegas dalam tuturan.

Ø  PEMBENTUKAN KATA
a.       Inflektif
Kata-kata dalam bahasa-bahasa berfleksi, seperti bahasa Arab, bahasa Latin, dan bahasa Sanskerta, penggunaan kata dalam bahasa asing harus disesuaikan dengan kategori-kategori gramatikal bahsa tersebut. Alat berupa afiks, kongjugasi, dan deklinasi.
b.      Derivatif
Pembentukan kata secara derivatif membentuk kata baru, kata yang identitas leksikalnya tidak sama dengan bentuk dasarnya.
Ø  KLITIKA
Klitika adalah semacam imbuhan yang dalam ucapan tidak mempunyai tekanan sendiri dan tidak merupakan kata karena tidak dapat berdiri sendiri. Jadi, klitika merupakan bentuk yang selalu terikat pada bentuk (kata) lain.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar