Kamis, 19 Januari 2017

HAKIKAT MORFOLOGI



Hakikat morfologi
Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata “morf” yang berarti bentuk dan “logi” yang berarti ilmu. Menurut kridalaksana dalam kajian linguistikMorfologi berati ilmu yang mempelajari seluk beluk bahasa secara umum. Sedangkan menurut chaer, 2008 dalam bukunya yang berjudul morfologi Bahasa Indonesia (pendekatan proses), morfologi adalah ilmu mengenai bentuk-bentuk dan pembentukan kata. Serta semua satuan bentuk sebelum menjadi kata. Yakni morfem dengan segala bentuk dan jenisnya perlu dibicarakan dan pembicaraan itu mengenai komponen komponen atau unsur pembentuk kata yaitu morfem. Baik morfem dasar maupun morfem afiks, dengan alat proses pembentuk kata seperti afiks dalam proses pembentukan kata melalui proses afiksasi.
            Dapat disimpulkan bahwasannya hakikat morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk dan pembentukan kata yang didalamnya juga mencakup seluk-beluk bahasa secaraumum, serta melalui sebuah proses. Ujung dari proses morfologi adalah terbentuknya kata dalam bentuk dan makna sesuai dengan keperluan dalam satu tindak pertuturan.
Ø  Identifikasi morfem
Abdul Chaer 2008 dalam bukunya yang berjudul morfologi Bahasa Indonesia (pendekatan proses) menulis tentang identifikasi morfem, bahwa untuk menetapkan sebuah bentuk adalah morfem atau bukan  didasarkan pada kriteria bentuk dan makna itu. Ada beberapa hal yang dapat dipedomani untuk menentukan morfem yaitu :
1.      Dua bentuk yang sama atau lebih memiliki makna yang sama, merupakan sebuah morfem.
Contoh :
-          Tahun 2016 Fatmah menikah
-          Tahun depan dia lulus SMA.
Kata Tahun pada 2 kalimat diatas memiliki makna yang sama dengan bentuk yang sama sehingga Tahun pada dua kalimat tersebut adalah sabuah morfem yang sama.
2.      Dua bentuk yang sama memiliki makna yang berbeda merupakan dua morfem yang berbeda,
-          Bank Indonesia memberi bunga 1,5 % pertahun
-          Dia bunga desa di kampungnya.
Kata bunga pada dua kalimat tersebut bentuknya sama tapi maknanya berbeda jadi merupakan dua morfem yang berbeda.
3.      Dua bentuk yang berbeda, tetapi memiliki makna yang sama merupakan dua morfem yang berbeda.
Contoh :
-          Ayah pergi ke Medan
-          Bapak baru pulang dari Medan
Kata Ayah dan Bapak bentuknya berbeda tapi mempunyai makna yang sama. Merupakan dua morfem yang berbeda.
4.      Bentuk-bentuk yang mirip (berbeda sedikit) tetapi maknanya sama adalah sebuah morfem yang sama, asal perbedaan bentuk itu dapat di jelaskan secara fonologis.
Contoh :
-           me- lihat => melihat
-          Mem-bina => membina
5.      Bentuk yang hanya muncul dengan pasangan satu-satunya adalah sebuah morfem.
Contoh :
Bentuk bugar pada segar bugar
6.      Bentuk yang muncul berulang-ulang pada satuan yang lebih besar apabila memiliki makna yang sama merupakan morfem yang sama.
Contoh :
-          Membaca
-          Bacaan
-          Pembacaan
Bentuk baca pada kata diatas adalah morfem yang sama.
7.      Bentuk yang muncul berulang-ulang pada satuan bahasa (klausa, kalimat) apabila maknanya berbeda secara polisemi adalah morfem yang sama.
Contoh :
-          Kepala jarum itu terbuat dari plastik
-          Ayahnya seorang kepala rumah tangga
Kata kepala diatas adalah morfem yang sama.
Ø  Alomorf dan Morf
Abdul Chaer 2008 dalam buku morfologi Bahasa Indonesia (pendekatan Bahasa) menulis bahwa morfem adalah bentuk abstrak, morfem hanya sebuah konsep dan bentuk nyata dari morfem adalah Alomorf.  Alomorf bersifat nyata/ ada. Pada umumnya sebuah morfem memiliki sebuah alomorf. Namun, ada juga morfem yang di realisasikan dalam beberapa kalimat alomorf.
Ada pada istilah morf, morf berarti bentuk yang belum diketahui statusnya, apakah sebagai morfem atau alomorf. Wujud fisik morf sama dengan wujud fisik alomorf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar