Selasa, 24 Januari 2017

Reduplikasi



Reduplikasi
Ramlan (1985:57) “reduplikasi adalah proses pengulangan satuan gramatikal, baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak”. Sedang menurut Chaer (2008:178) “reduplikasi atau pengulangan suatu bentuk kebahasaan,  merupakan gejala yang terdapat dalam banyak bahasa di dunia ini”. “Repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai” Keraf (1996:127).  Dari kedua pendapat diatas dapat dikatakan reduplikasi adalah proses pengulangan seluruhan ataupun sebagian yang terdapat dalam semua bahasa di dunia. Jadi perbedaan keduanya yaitu Repetisi adalah gaya bahasa dalam penyampaian makna ulangan sedangkan Reduplikasi atau perulangan adalah proses pengulangan kata atau unsur kata.
Dalam bahasa indonesia reduplikasi merupakan mekanisme yang penting dalam pembentukan kata, disamping afiksasi, komposisi dan akronimisasi. Reduplikasi bukan hanya masalah morfologi ternyata juga ada reduplikasi yang menyangkut masalah fonologi, masalah sintaksis dan masalah semantik. Adapun pembahasanya sebagai berikut.

Ø  Reduplikasi Fonologis
Menurut Chaer (2008:179) Reduplikasi fonologis berlangsung terhadap dasar yang bukan akar atau terhadap bentuk yang setatusnya lebih tinggi dari akar. Reduplikasi fonologis ini tidak bermakna gramatikal tetapi bermakna leksikal. Adapun yang termasuk reduplikasi fonologis seperti tabel contoh dibawah ini.

Ø  Reduplikasi Sintaksis
Menurut Chaer (2008:179) Proses pengulangan terhadap sebuah dasar yang biasanya berupa akar, tetapi menghasilkan satuan bahasa yang statusnya lebih tinggi dari pada sebuah kata. Contohnya:
-           Suaminya benar benar jantan
-           Jangan jangan kau dekati pemuda itu.
-           Jauh jauh sekali negri yang kita akan datangi.

Adapula beberapa reduplikasi sintaksis yang berbeda seperti tabel dibawah ini tergantung jenisnya.

Ø  Reduplikasi Semantik
Menurut Chaer (2008:180) Merupakan pengulangan makna yang sama dari dua buah kata yang bersinonim. Contohnya seperti : segar bugar, alim ulama, gelap gulita dan sebagainya.
Ø  Reduplikasi Morfologis
Dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar, berupa bentuk berafiks dan berupa bentuk komposisi. Menurut Chaer (2008:181) Proses reduplikasi morfologis bisa berupa pengulangan utuh, pengulangan berubah bunyi dan pengulangan sebagian.
1.      Pengulangan Akar
Adapun pengulangan dengan bentuk dasar ada tiga bentuk yaitu:

                           
Adapula pengulangan akar infiks yaitu akar diulang tetapi diberi infiks pada unsur ulangnya. Contoh : - turun-temurun, - tali-temali.
2.      Pengulangan Dasar Berafiks
Ada tiga macam prosesafiksasi dan reduplikasi, yaitu :
-           Pertama sebuah akar diberi afiks dulu, baru kemudian diulang atau direuplikasi. Misalnya : kata dasar lihat diberi prefiks me- menjadi melihat baru direduplikasi menjadi bentuk melihat-lihat.
-           Kedua sebuah akar direduplikasi dahulu, bare kemudian diberi afiks. Misalnya : jalan menjadi berjalan dan menjadi berjalan-jalan.
-           Ketiga sebuah akar diberi afiks dan diulang secara bersamaan. Misal : pada akar minggu diberi prefiks ber- dan proses pengulangan sekaligus menjadi bentuk berminggu-minggu.
Proses dengan afiks satu per satu.
           Akar berprefiks ber-
Ada dua macam pengulangan:
1.         Pada akar mula-mula diimbuhi prefiks ber-, lalu dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja. Misal: berlari-lari (ber- + lari)
2.         Pengulangan dilakukan serentak dengan pengimbuhan prefiks ber-. Contoh: berhari-hari
           Akar berkonfiks ber-an
Direduplikasi sebagian yaitu hanya akarnya saja. Contohnya: berlari-larian (berlarian)
           Akar berprefiks me-
Direduplikasi akarnya saja, tetapi mempunyai dua cara, yang pertama bersifat progresifartinya pengulangan kearah depan atau kearah kanan contohnya ; menembak-nembak (menembek). Yang kedua bersifat regresif artinya pengulangan kearah belakang atau kearah kiri contohnya : tembak-menembak(menembak).
Agar lebih mudah bisa dilakukan dengan meggunakan tabel agar lebih faham.


Ø  Reduplikasi Kompositum
Menurut Chaer (2008:189) Kompositrum atau gabungan kata bisa juga disebut kata majemuk. Reduplikasi kompositum  dilakukan dengan dua cara yaitu:
           Pertama dengan reduplikasi secara utuh dan dilakukan terhadap kompositum yang kedua unsurnya sederajat dan bermakna idiomatikal. Contohnya : ayam itik- ayam itik
           Kedua dengan reduplikasi sebagian dilakukan terhadap kompositrum yang kedua unsurnya tidak sederajat dan tidak bermakna idiomatikal. Contohnya : surat- surat kabar
Ø  Reduplikasi Dasar Nomina
Menurut Chaer (2008:191) Dasar nomina bila direduplikasikan antara lain, akan melahirkan makna gramatikal yang menyatakan :
           Banyak, apabila direduplikasasikan memiliki komponen makna(+terhitung). Misalnya :peraturan-peraturan daerah itu harus ditinjau kembali.
           Banyak dan bermacam-macam, apabila memiliki komponen makna(+berjenis) dan akan disertai sufiks –an. Contohnya : dulu di pasar minggu banyak buah-buahan.
           Banyak dengan satuan tertentu, apabila memiliki komponen makna (+ukuran) atau (+takaran) dan akan disertai prefiks –ber. Contohnya : kami sudah berhari-hari belum makan.
           Menyerupai atau seperti, apabila memiliki komponen makna (+bentuk tertentu) atau (+sifat tertentu) dan akan disertai sufiks –an. Contohnya: adek menangis minta mobil-mobilan.
           Saat atau waktu, apabila memiliki komponen makna (+saat) dan disertai pengulangan utuh. Contohnya : pagi-pagi sekali dia sudah berangkat sekolah.
Ø  Reduplikasi Dasar Verba
Tidak semua bentuk verba dapat direduplikasikan. Akan tetapi dapat tidaknya dasar verba direduplikasaikan tergantung pada komponen makna yang dimiliki oleh kata yang menjadi bentuk dasar itu. Menurut Chaer (2008:194) Makna gramatikal yang dapat dihasilkan dalam proses reduplikasi terhadap verba ini, antara lain adalah menyatakan beberapa hal dalam tabel :
                       
Ø  Reduplikasi Dasar Ajektifa
Bentuk dasar dalam proses reduplikasi dapat berupa akar, kata turunan ke-an dan dapat berupa kata gabungan. Namun yang biasa digunakan yaitu kata yeng berbentuk akar. Menurut Chaer (2008:196) Reduplikasi pada dasar kata ajektifa menimbulkan makna gramatikal sebagai berikut:
         
Ø  Reduplikasi dasar Kelas Tertutup
Menurut Chaer (2008:199) Kata-kata yang temasuk kelas tertutup ada yang mengalami proses reduplikasi, Namun makna-makna proses tersebut sukar dikaidahkan. Oleh karena itu jumlahnya terbatas, maka akan dibicarakan satu persatu sebagai berikut:

                   





DAFTAR PUSTAKA
Chaer, abdul.2008. Morfologi Pahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta.
Ramlan, M. 2001. Morfologi: suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV Karyono.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar