Reduplikasi
Ramlan
(1985:57) “reduplikasi adalah proses pengulangan satuan gramatikal, baik
seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak”. Sedang
menurut Chaer (2008:178) “reduplikasi atau pengulangan suatu bentuk kebahasaan, merupakan gejala yang terdapat dalam banyak
bahasa di dunia ini”. “Repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau
bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks
yang sesuai” Keraf (1996:127). Dari
kedua pendapat diatas dapat dikatakan reduplikasi adalah proses pengulangan
seluruhan ataupun sebagian yang terdapat dalam semua bahasa di dunia. Jadi
perbedaan keduanya yaitu Repetisi adalah gaya bahasa dalam penyampaian makna
ulangan sedangkan Reduplikasi atau perulangan adalah proses pengulangan kata
atau unsur kata.
Dalam
bahasa indonesia reduplikasi merupakan mekanisme yang penting dalam pembentukan
kata, disamping afiksasi, komposisi dan akronimisasi. Reduplikasi bukan hanya
masalah morfologi ternyata juga ada reduplikasi yang menyangkut masalah
fonologi, masalah sintaksis dan masalah semantik. Adapun pembahasanya sebagai
berikut.
Ø Reduplikasi Fonologis
Menurut
Chaer (2008:179) Reduplikasi fonologis berlangsung terhadap dasar yang bukan
akar atau terhadap bentuk yang setatusnya lebih tinggi dari akar. Reduplikasi
fonologis ini tidak bermakna gramatikal tetapi bermakna leksikal. Adapun yang
termasuk reduplikasi fonologis seperti tabel contoh dibawah ini.
Ø Reduplikasi Sintaksis
Menurut
Chaer (2008:179) Proses pengulangan terhadap sebuah dasar yang biasanya berupa
akar, tetapi menghasilkan satuan bahasa yang statusnya lebih tinggi dari pada
sebuah kata. Contohnya:
- Suaminya benar benar jantan
- Jangan jangan kau dekati pemuda itu.
- Jauh jauh sekali negri yang kita akan
datangi.
Adapula beberapa
reduplikasi sintaksis yang berbeda seperti tabel dibawah ini tergantung
jenisnya.
Ø Reduplikasi Semantik
Menurut Chaer (2008:180) Merupakan pengulangan makna
yang sama dari dua buah kata yang bersinonim. Contohnya seperti : segar bugar,
alim ulama, gelap gulita dan sebagainya.
Ø Reduplikasi Morfologis
Dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar,
berupa bentuk berafiks dan berupa bentuk komposisi. Menurut Chaer (2008:181)
Proses reduplikasi morfologis bisa berupa pengulangan utuh, pengulangan berubah
bunyi dan pengulangan sebagian.
1.
Pengulangan
Akar
Adapun
pengulangan dengan bentuk dasar ada tiga bentuk yaitu:
Adapula
pengulangan akar infiks yaitu akar diulang tetapi diberi infiks pada unsur
ulangnya. Contoh : - turun-temurun, - tali-temali.
2.
Pengulangan
Dasar Berafiks
Ada
tiga macam prosesafiksasi dan reduplikasi, yaitu :
- Pertama sebuah akar diberi afiks
dulu, baru kemudian diulang atau direuplikasi. Misalnya : kata dasar lihat diberi
prefiks me- menjadi melihat baru direduplikasi menjadi bentuk melihat-lihat.
- Kedua sebuah akar direduplikasi
dahulu, bare kemudian diberi afiks. Misalnya : jalan menjadi berjalan dan
menjadi berjalan-jalan.
- Ketiga sebuah akar diberi afiks dan
diulang secara bersamaan. Misal : pada akar minggu diberi prefiks ber- dan
proses pengulangan sekaligus menjadi bentuk berminggu-minggu.
Proses
dengan afiks satu per satu.
• Akar berprefiks ber-
Ada dua macam
pengulangan:
1. Pada akar mula-mula diimbuhi prefiks
ber-, lalu dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya saja.
Misal: berlari-lari (ber- + lari)
2. Pengulangan dilakukan serentak dengan
pengimbuhan prefiks ber-. Contoh: berhari-hari
• Akar berkonfiks ber-an
Direduplikasi
sebagian yaitu hanya akarnya saja. Contohnya: berlari-larian (berlarian)
• Akar berprefiks me-
Direduplikasi
akarnya saja, tetapi mempunyai dua cara, yang pertama bersifat progresifartinya
pengulangan kearah depan atau kearah kanan contohnya ; menembak-nembak
(menembek). Yang kedua bersifat regresif artinya pengulangan kearah belakang
atau kearah kiri contohnya : tembak-menembak(menembak).
Agar lebih mudah
bisa dilakukan dengan meggunakan tabel agar lebih faham.
Ø Reduplikasi Kompositum
Menurut
Chaer (2008:189) Kompositrum atau gabungan kata bisa juga disebut kata majemuk.
Reduplikasi kompositum dilakukan dengan
dua cara yaitu:
• Pertama dengan reduplikasi secara
utuh dan dilakukan terhadap kompositum yang kedua unsurnya sederajat dan
bermakna idiomatikal. Contohnya : ayam itik- ayam itik
• Kedua dengan reduplikasi sebagian
dilakukan terhadap kompositrum yang kedua unsurnya tidak sederajat dan tidak
bermakna idiomatikal. Contohnya : surat- surat kabar
Ø Reduplikasi Dasar Nomina
Menurut
Chaer (2008:191) Dasar nomina bila direduplikasikan antara lain, akan
melahirkan makna gramatikal yang menyatakan :
• Banyak, apabila direduplikasasikan
memiliki komponen makna(+terhitung). Misalnya :peraturan-peraturan daerah itu
harus ditinjau kembali.
• Banyak dan bermacam-macam, apabila
memiliki komponen makna(+berjenis) dan akan disertai sufiks –an. Contohnya :
dulu di pasar minggu banyak buah-buahan.
• Banyak dengan satuan tertentu,
apabila memiliki komponen makna (+ukuran) atau (+takaran) dan akan disertai
prefiks –ber. Contohnya : kami sudah berhari-hari belum makan.
• Menyerupai atau seperti, apabila
memiliki komponen makna (+bentuk tertentu) atau (+sifat tertentu) dan akan
disertai sufiks –an. Contohnya: adek menangis minta mobil-mobilan.
• Saat atau waktu, apabila memiliki komponen
makna (+saat) dan disertai pengulangan utuh. Contohnya : pagi-pagi sekali dia
sudah berangkat sekolah.
Ø Reduplikasi Dasar Verba
Tidak
semua bentuk verba dapat direduplikasikan. Akan tetapi dapat tidaknya dasar
verba direduplikasaikan tergantung pada komponen makna yang dimiliki oleh kata
yang menjadi bentuk dasar itu. Menurut Chaer (2008:194) Makna gramatikal yang
dapat dihasilkan dalam proses reduplikasi terhadap verba ini, antara lain
adalah menyatakan beberapa hal dalam tabel :
Ø Reduplikasi Dasar Ajektifa
Bentuk
dasar dalam proses reduplikasi dapat berupa akar, kata turunan ke-an dan dapat
berupa kata gabungan. Namun yang biasa digunakan yaitu kata yeng berbentuk
akar. Menurut Chaer (2008:196) Reduplikasi pada dasar kata ajektifa menimbulkan
makna gramatikal sebagai berikut:
Ø Reduplikasi dasar Kelas Tertutup
Menurut
Chaer (2008:199) Kata-kata yang temasuk kelas tertutup ada yang mengalami
proses reduplikasi, Namun makna-makna proses tersebut sukar dikaidahkan. Oleh
karena itu jumlahnya terbatas, maka akan dibicarakan satu persatu sebagai
berikut:
DAFTAR
PUSTAKA
Chaer,
abdul.2008. Morfologi Pahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka
Cipta.
Ramlan, M. 2001.
Morfologi: suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV Karyono.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar